Desain Bentuk Rumah Adat DKI Jakarta dan Penjelasannya – Jika berbicara mengenai budaya dan arsitektur yang ada di Indonesia, memang tidak akan habis-habis, mengingat Indonesia sangat kaya akan warisan budaya dan arsitektur tradisionalnya. Dalam dunia arsitektur, pembicaraan mengenai arsitektur tradisional tetap hangat dan menarik untuk dibahas dan dipelajari.
Arsitektur tradisional nusantara ada banyak macamnya, salah satunya adalah rumah adat Indonesia. https://properti.mediabima.com
Rumah adat di Indonesia ada di setiap provinsi yang tersebar di Indonesai dengan desain bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan geografis, iklim dan budaya daerahnya masing-masing. Salah satu rumah adat Indonesia yang akan kita kaji kali ini adalah rumah adat provinsi DKI Jakarta. Bahasan yang dimaksud ialah meliputi desain bentuk rumah adat DKI Jakarta dan Penjelasannya.
Rumah adat asal DKI Jakarta disebut rumah adat kebaya. Rumah adat kebaya ini merupakan rumah adat yang didiami oleh suku Betawi yang ada di provinsi DKI Jakarta. Rumah adat suku di DKI Jakarta ini ada dua jenis berdasarkan desain bentuknya, yaitu, rumah adat yang didesain rumah panggung dan rumah adat yang bukan panggung. Pada rumah adat Kebaya yang bukan rumah panggung maka didesain lebih tinggi dari permukaan tanah dengan cara meninggikan lantainya (ditimbun agar lebih tinggi dari tanah).
Ciri khas dari desain bentuk rumah adat DKI Jakarta adalah teras-terasnya yang selalu dikelilingi dengan pagar Karawang yang rendah. Dinding bagian depan rumah adat suku Betawi ini didesain portable agar bisa dilepas saat yang punya rumah adat dapat melepasnya ketika mengadakan acara dalam rumah dengan tujuan agar ruangan lebih luas dan lapang. Selain itu, ciri khas rumah adat orang Betawi ini selalu menggunakan Lisplank yang terbuat dari papan yang kemudian diukir dengan ornamen segitiga berjajar. Ornament pada Lisplank ini disebut ’gigi balang’.
Desain bentuk rumah adat DKI Jakarta sangat hati-hati dalam pengaturan ruangnya. Pembagian ruang dalam pada rumah adat suku Betawi selalu mempertimbangkan pelaku dan sifat ruangnya. Hirarki dari pembagian ruang rumah adat Kebaya adalah dari Publik, Privat, kemudian Servis. Adapun pembagian ruang pada rumah adat di DKI Jakarta berdasarkan sifatnya adalah :
a. Zona Publik
Ruangan yang ada di zona ini dapat dimasuki oleh orang luar, yaitu :
1. Amben, merupakan beranda depan berfungsi sebagai ruang untuk menerima tamu dan bersantai.
2. Gejogan, merupakan lantai teras depan yang selalu dibersihkan agar siap untuk menerima dan menghormati tamu setiap saat. Gejogan memiliki tangga yang dianggap sakral oleh masyarakat suku yang disebut Balaksuji, tangga ini berfungsi sebagai penghubung antara lantai dan halaman.
3. Paseban, merupakan ruang tamu, untuk menghormati tamu dan menyelenggarakan acara.
b. Zona Privat
Ruang pada zona ini tidak boleh dimasuki oleh orang luar, yang termsuk dalam zona ini adalah :
1. Pangkeng, merupakan ruang keluarga yang berbatasan langsung dengan dinding-dinding kamar ridur.
2. Ruang tidur, merupakan ruangan tempat tidur dan beristrirahat.
c. Zona Servis,yang termasuk dalam ruang servis adalah Dapur atau disebut Srondoyan, yang terletak pada bagian paling belakang rumah.
Sekian kajian mengenai desain bentuk rumah adat DKI Jakarta dan penjelasannya, semoga bermanfaat untuk setiap yang membacanya.